Selasa, 26 September 2023, Dema IAIN Ponorogo menggelar talkshow yang ditujukan khusus untuk mahasiswa Generasi Z. Acara ini bertema “Hadapi Bonus Demografi: Generasi Z Harus Apa dan Bagaiman?” dan bertempat di Gedung Graha Watoe Dhakon IAIN Ponorogo. Acara tersebut dihadiri oleh dua pembicara utama/Keynote speaker, yaitu Dr. Hj. Evi Muafiah, M.Ag., yang menjabat sebagai Rektor IAIN Ponorogo, dan Sugiri Sancoko, yang merupakan Bupati Ponorogo.
Selain dua pembicara utama tersebut, acara talkshow ini juga menghadirkan sejumlah narasumber yang berpengalaman, antara lain Romzi Ahmad, seorang Pegiat Literasi Digital yang juga menjabat sebagai Asisten Staf Khusus Presiden RI, serta Dessy P. Fabella, Direktur Utama PT. Hemas Buana Indonesia yang juga menjabat sebagai Ketua HIPMI. Terakhir, Prof. Dr. Miftahul Huda, M. Ag, Wakil Rektor 3 IAIN Ponorogo, juga menjadi salah satu narasumber.
Acara Talkshow dibuka dengan acara ceremonial yaitu dengan adanya sambutan dari Rektor IAIN Ponorogo, Dr. Hj. Evi Muafiah, M.Ag. yang kemudian dilanjutkan dengan pemukulan gong sebagai simbolis bahwa acara talkshow resmi dimulai. Ibu Rektor mengucapkan ucapan terimakasih kepada panitia khususnya dema iain ponorogo yang telah menginisiasi acara ini dan berterimakasih kepada seluruh naranumber yang sudah berkenan hadir dalam acara tersebut. Ibu Rektor juga memberikan pesan kepada mahasiswa Generasi Z untuk tetap bersemangat, berusaha keras, dan mencapai tujuan mereka dan berharap generasi ini dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi dari pada generasi sebelumnya, dan dengan adanya perkembangan teknologi yang pesat akan membantu mereka mengatasi berbagai tantangan di masa depan.
Pemaparan narasumber yang pertama yakni materi dari Dessy Fabella ia menyampaikan bahwa Bonus demografi akan berdampak bagus dan juga perlu untuk di waspadai karena di tahun 2045 akan semakin banyaknya generasi-generasi produktif artinya persaingan lapangan kerja sangat luar biasa. 70% gen z saat ini ingin jadi entrepreneur dan seorang entrepreneur sekarang tidak harus mengajak. Gen z takut di cap pengangguran itu tergantung pemikiran agar tidak dicap maka untuk menjadi pengusaha maka harus menata jadwal yang produktif.
Kemudian, dilanjutkan dengan pemaparan dari Bapak Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo. Beliau menyampaikan bahwa Meskipun Ponorogo memiliki jumlah penduduk yang besar, tantangan dari bonus demografi akan ada. Dan beliau bapak sugiri mendorong generasi Z untuk tidak hanya berfokus pada mendapatkan ijazah, tetapi juga untuk terus mengembangkan diri dan meningkatkan keterampilan mereka dengan mengikuti pelatihan, baik di dalam maupun di luar kampus. dan optimis bahwa generasi Z memiliki potensi untuk mengatasi tantangan ini, terutama melalui pendidikan di sekolah advokaasi dan di lingkungan kampus seperti IAIN Ponorogo.
Tak lupa dengan narasumber yang ketiga, Romzi Ahmad menyampaikan bahwa generasi Z sering di sebut dengan strobery generation, salah satu problem besar yakni generasi Z benar tidak siap akan tekanan sosial (Under- pressure social). Generasi Z juga dapat disebut dengan generation fluit generasi yang gampang berpindah. kelebihanya adalah gen-z berani mengambil resiko yang tinggi. generasi z juga harus menyiapkan kapasitas dan kompentensi yang akan di hadapi dimasa mendatang.
Dengan ini, sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Miftahul Huda “Gen-Z dihadapkan dengan banyak tantangan dan juga memiliki banyak opsi/pilihan dalam menyelesaikanya. Gen-Z harus konsisten dan juga istiqomah dalam menjalankannya dimasa mendatang dalam menjalankan pilihan mereka, gen-Z juga perlu untuk dituntut kerja cepat serta kerja cerdas” Ujar Beliau. Yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan sesi terakhir ditutup denga foto bersama.
Reporter: Nur Ariyani P. P.